Oleh:
Muhammad Irham, QH., S.Pd., M.Pd.
(
Pengurus YPP NW Padasuka)
Hijriah merupakan tahun Islam yang pergantian hari atau tanggalnya
ditandai dengan pergerakan bulan. Bulan yang disebut-sebut sebagai
perumpamaan Sang Pembawa Risalah. Kebahagiaan terpancar dari semua
penghuni bumi, menyambut kehadiran Rembulan dengan purnamanya. Indah,
Sungguh indah. Demikianlah kiranya kebahagiaan yang terpancar dari semua
penduduk kota Madinah yang dijadikan tempat berhijrah oleh Rasulullah
SAW. beserta seluruh pengikut beliau (radhiallahu ‘anhum).
Hijrah
yang beliau lakukan tidaklah hanya melepas diri dari cobaan dan cemoohan
semata, tetapi juga sebagai batu loncatan untuk mendirikan sebuah
masyarakat yang baru di negeri yang aman. Demikianlah yang disampaikan
Syaikh Syafiurrahman al-Mubarakfuri. Oleh karena itu, sebagai setiap
insan yang mengaku ummat Beliau SAW, kita berkewajiban mengikuti gerak
dan falsafah kehidupan beliau dalam berhijrah. Tentu tidak mesti
berpindah tempat, tetapi berpindah menjadikan diri menjadi pribadi yang
lebih baik dari hari ke hari, dari bulan ke bulan, serta dari tahun ke
tahun. Termasuk di awal tahun 1439 H ini. Semoga Allah memberikan
kebarakahanNya di tahun ini dan tahun-tahun setelahnya.
Di tempat
yang baru, Nabi SAW, menempatkan diri sebagai penggalang persatuan,
pengikat persaudaraan serta perekat keberagaman yang ada di bumi yang
Beliau pijak dan di bawah langit yang Beliau junjung. Dalam Rahiqul
Maqtum, dikisahkan bahwa Rasulullah mempersudarakan 100 orang sahabat,
50 dari kalangan muhajirin (Makkah) dan 50 dari kalangan anshar
(penduduk asli madinah) dalam ukhuwah islamiyah. Persaudaraan ini
kemudian menjadi semakin memperkuat kondusifitas kota madinah. Muhajirin
sudah tidak merasa asing karena memiliki saudara di tempat barunya.
Kaum Ansharpun tak segan berbagi apa yang mereka miliki dengan saudara
barunya. Beginilah pesan persaudaraan dalam Islam, sebagaimana Surat
al-Hujarat ayat 10:
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ
لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah
bersaudara, maka damaikanlah antara keduanya, dan bertakwalah kepada
Allah agar kalian termasuk orang-orang yang beruntung.”
Sebuah pesan
yang mengisyaratkan untuk mengesampingkan ego pribadi atau kelompok dan
mengutamakan persatuan dalam keberagaman. Begitupun dengan pesan
pertama beliau yang disampaikan kepada seluruh penghuni madinah,
diantaranya adalah tentang merajut persaudaraan sebagaimana yang
diceritakan oleh Abdullah bin Salam ra. bahwa yang pertama kali beliau
dengar dari Rasulullah ketika beliau baru tiba di Madinah adalah;
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، أَفْشُوْا السَّلَامَ ،
وَأَطْعِمُوْا الطَّعَامَ ، وَصِلُوْا الْأَرْحَامَ ، وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ
وَالنَّاسُ نِيَامٌ ، تَدْخُلُوْا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
“Wahai manusia, tebarkanlah salam, berikanlah makan (kepada yang
membutuhkan), sambunglah tali persaudaraan, shalatlah pada malam hari
tatkala semua orang tertidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan
damai.” (HR. Muslim)
Demikianlah Hijriah di bumi yang berlimpah
barakah. Bagaimana dengan Hijriah di negeri yang bersemboyan Bhineka
Tunggal Ika tahun ini?. Seluruh masyarakat berharap negeri ini menjadi
negeri yang damai, negeri yang penuh dengan persaudaraan dalam
keberagaman, peningkatan kesejahteraan sudah bukan berita hoax lagi,
serta semua warganya memperoleh tatapan yang sama dalam pandangan hukum,
yakni tatapan KESETARAAN.
Selamat Tahun Baru Islam 1439