ACTIVE LEARNING BERMUATAN KARAKTER
A.
PENGERTIAN ACTIVE
LEARNING
Strategi pembelajaran aktif (Active Learning) untuk pertama
kalinya dikenalkan oleh Mel Silberman. Nilai karakter inti dari strategi ini
adalah “aktif” atau dalam bahasa Psikologi Humanistis disebut Aktujalisasi Diri
(Maslow, William Craim, 2007). Sebelum Mel Silberman memperkenalkan strategi
ini, jauh sebelumnya Paulo Freire, seorang ahli hukum yang terjun ke bidang
pendidikan mengkritik secara radikal terhadap pendidikan “Gaya Bank” yang berlangsung
saat itu. Pendidikan “Gaya Bank” yang dimaksud adalah pendidikan dengan guru
sebagai subjek dan siswa sebagai objek.
Dalam pendidikan gaya bank ini guru emperlakukan peserta didik
seperti “tong kosong” yang harus siap
diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan. Hal ini disebabkan oleh anggapan guru
yang merasa dengan strategi pembelajaran gaya bank ini, seorang guru bisa
menuangkan ilmunya kepada para peserta didik. Namun sayangnya, ilmu yang
dituangkan dengan menggunakan strategi pembelajaran gaya bank dengan tanpa
sengaja akan segera dimuntahkan kembali oleh peserta didik. Hal ini karena otak
bukanlah Memory Card atau Flash Disc yang dapat menyimpan data
atau informasi yang diinput kedalamnya. Otak manusia memiliki daya serap yang
terbatas, sehingga ketika seorang guru menuangkan ilmu kepada peserta didiknya
dengan menggunakan metode ceramah (gaya bank), maka otak siswa tidak akan mampu
menyerap semua ilmu yang disampaikan tersebut, aka nada bahkan lebih banyak
ilmu yang dimentalkan kembali oleh otak para siswa.
Sedangkan dalam strategi pembelajaran aktif (Active Learning),
para guru akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaktualisasikan diri
sehingga para siswa lebih aktif daripada guru. Dalam hal ini guru hanya sebagai
pasilitator yang mengantarkan atau bahkan memancing para siswa untuk lebih
aktif selama proses belajar mengajar terlaksana.
Sebelum Mel Silberman mengeluarkan teori tentang Active
Learning, sebelumnya ia mencermati penyataan-pernyataan Confucius:
Ø What
I Hear, I Forget
Ø What
I See, I Remember
Ø What
I Do, I Understand
Setelah dilakukan modifikasi oleh Mel Silberman, pernyataan-pernyataan
Confucius tersebut berubah menjadi:
Ø What
I Hear, I Forget
Ø What
I Hear and See, I Remember a Little
Ø What
I Hear, See and Ask Question About or Discuss with Someone
else, I Begin to Understand
Ø What
I Hear, See, Discuss, and Do, I Acquire Knowledge
and Skill
Ø What
I Teach to Another, I Master
Berdasarkan hasil modifikasi dan penyempurnaan pernyataan
Confucius oleh Mel Silberman tersebut, dapat difahami bahwa konsep Active
Learning yang dikemukakan oleh Mel
Silberman tersebut menghendaki agar para siswa berperan bukan hanya sebagai
pendengar yang siap mendengarkan setiap perkataan yang disampaikan oleh guru,
akan tetapi lebih dari itu, dengan konsep yang dikemukakan oleh Mel Silberman,
peserta didik juga melihat, mendiskusikan, mempraktikkan dan mengajarkan untuk
bisa menguasai ilmu yang dituangkan oleh guru.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka jelas bahwa konsep Actif
Learning yang sangat relevan dengan nilai-nilai karakter seperti:
Ø Rasa ingin
tahu => Mendengar dan melihat untuk lebih memahami
Ø Komunikatif
=> Mendiskusikan untuk memahami dan mendalami
Ø Tanggung
jawab => Mempraktikkan untuk memperoleh pengetahuan
Ø Kepedulian
social => Mengajarkan untuk menguasainya
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Pembelajaran Aktif (Active Learning) adalah pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik berperan lebih aktif dalam Kegiatan Belajar-Mengajar
selama proses pembelajaran berlangsung, baik aktif dalam bentuk interaksi antar
sesama peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru (Hamruni, 2009)
B. KARAKTERISTIK
ACTIVE LEARNING
Menurut Bonwell (1995), Active Learning memiliki beberapa
karakteristik antara lain:
Ø Menekankan pada
proses pembelajaran bukan pada penyampaian materi oleh guru.
Ø Peserta
didik harus aktif mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran.
Ø Penekanan
pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap yang berkenaan dengan materi
pelajaran.
Ø Peserta didik
dituntut untuk berfikir kritis, menganalisis, dan mengevaluasi daripada hanya
sekedar menerima dan mendengar teori dari guru untuk kemudian dihafalkan.
Ø Pada Active
Learning interaksi dialogis akan lebih memungkinkan untuk terjadi.
Selain itu, Active Learning juga memungkinkan interaksi
yang timbul selama proses belajar mengajar menumbuhkan Possitive
Independence dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat
diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar.
C. KEUNGGULAN
STRATEGI ACTIVE LEARNING
Ada beberapa keunggulan strategi Active Learning yaitu:
Ø Peserta
didik dapat belajar menyenangkan sehingga materi sesulit apapun tidak akan
membebani siswa karena mereka bisa berusaha menyelesaikannya dengan bekerja
bersama-sama teman sekelasnya.
Ø Aktivitas
yang ditimbulkan dalam Active Learning dapat meningkatkan daya ingat
siswa karena pada strategi ini para siswa tidak hanya menggunakan telinga
mereka tetapi juga mereka melihat, mendiskusikan dan mempraktikkan sehingga
materi pelajaran tidak lagi Imaginative
tetapi akan seperti realita karena Active Learning yang bersifat
praktis.
Ø Active
Learning dapat
memotivasi siswa lebih maksimal sehingga dapat menghindarkan peserta didik dari
sikap malas, mengantuk, melamun dan tindakan sejenis.
D. KELEMAHAN
ACTIVE LEARNING
Selain keunggulan yang dimiliki Active Learning, strategi
ini juga memiliki kelemahan, antara lain:
Ø Hiruk pikuk
kelas yang timbul akibat keaktifan siswa bisa mengacaukan suasana pembelajaran
sehingga standar kompetensi bisa tidak tercapai maka untuk memperkecil
kemungkinan terjadinya hal ini, guru harus memberikan control penuh terhadap
kegiatan siswa untuk mengindari Over Active.
Ø Peserta
didik yang belajar dengan menyenangkan dapat mencapai prestasi yang lebih baik
daripada belajar dalam kondisi tertekan hanya untuk mengejar bahwa materi harus
habis tersampikan. Namun pembelajaran yang berorientasi pada kesenangan bisa
membuat siswa tidak siap untuk belajar lebih keras karena sudah dibiasakan
untuk belajar dalam kondisi senang.
Sumber: Strategi Pembelajaran Pendidikan
Karakter oleh Suyadi, M.Pd.I
0 comments:
Post a Comment