PONDOK PESANTREN NW PADASUKA MENYELENGGARAKAN PROGRAM TAKHOSSUS
Sebagai salah satu langkah yang
ditepuh oleh pimpinan Ponpes NW Padasuka dalam mendidik santri adalah dengan
melaksanakan program Takhossus, dimana pada program tersebut, para santri diberikan
bimbingan khusus dan langsung dibina oleh Pimpinan Pondok. Untuk bisa ikut
serta dalam program Takhossus ini, para santri diwajibkan untuk mondok (tinggal
di asrama 24 jam), karena program bimbingan dilaksanakan dengan Full Day School.
Adapun target pencapaian program
Takhossus tersebut adalah:
1.
Semester I : Santri mampu
menerjemahkan Al-Qur’an secara Letterlik, menguasai Kitab Bulughul Marom dan Riyaadussholihin
2.
Semester II : Santri mampu
menghafal Juz ‘Amma (10 Juz terakhir Al-Qur’an) dan berbicara serta berpidato
dengan bahasa Arab dan Inggris secara Fasih dan Lancar
3.
Semester III : Mampu menghafal Al-Fiyah dan kata-kata yang lumrah
digunakan dalam kitab kuning.
4.
Semester IV : Santri mampu
Menghafal surat Al-Baqarah dan
membaca kitab kuning sesuai dengan kaidah Nahwu
dan Shorf
5.
Semester V : Mampu menghafal
Surat Ali ‘Imron dan menghafal
Minimal 100 Hadits
6.
Semester VI : Mampu menghafal
Dali-dalil Syara’ yang terdapat di dalam
Al-Qur’an dan Hadits serta pada Semester akhir ini para santri diwajibkan untuk ikut berda’wah/Safari.
Dalam usaha untuk mencapai
target-target tersebut, para santri digembleng pada waktu Pagi-sampai zuhur,
ba’da zuhur, ba’da ashar, ba’da magrib dan ba’da ‘Isya. Adapun khusus pada
malam Jum’at, para santri melaksanakan Hiziban
(membaca Hizib Nahdlatul Wathan) yang diikuti oleh semua santri baik yang
mengikuti program Takhossus maupun yang hanya mengikuti program pendidikan
Formal dan setelah selesai Hiziban para
santri melaksanakan Program Pidato 3 Bahasa (Indonesoia, Arab dan Inggris).
Meski dengan jadwal yang cukup
padat, namun program tersebut ternyata cukup diminati oleh para santri, ini
terbukti dari santri yang mengikuti seleksi penerimaan berjumlah lebih dari 200
santri dan yang masuk kualifikasi hanya
95 orang. Namun bagi santri yang tidak masuk dalam kualifikasipun tidak akan
diabaikan karena bagi mereka juga dibuatkan program tersendiri, yaitu
masing-masing tingkat dijadikan kelas binaan yang dibina oleh guru-guru khusus
yang rata-rata alumni Ma’had Daarul Qur’an wal Hadits Nahdlatul Wathan (MDQH
NW). Dalam program ini mereka para santri yang tidak masuk kualifikasi juga
dibimbing untuk membaca dan memahami Al-Qur’an dan kitab kuning.
Kita berdo’a kepada Allah, semoga
program yang dilaksanakan berjalan lancar dan meraih kesuksesan dalam mencapai
target sehingga kader-kader yang dilahirkan merupakan kader-kader pejuang Islam
yang siap menghadapi tangtangan zaman. Amin...
Yaa Mujiiba As-saa-iliin. BaloN
0 comments:
Post a Comment