Tuesday, October 7, 2014

ONE MINUTE BEFORE TEACHING: BERLIAN DI DEPAN ANDA (4)

Hal kecil berikut ini bukanlah melamun. Anda duduk sendiri dan membayangkan murid-murid anda yang sedang menunggu kehadiran anda, mereka sedang menunggu sosok yang akan memberikan solusi atas masalah-masalah yang sedang mereka hadapi dan mencoba untuk menyelesaikannya sendiri. Mereka sedang menantikan pertemuan yang paling bernilai hari ini, bertemu dengan seorang guru yang akan menebar aura terbaiknya.

Jika hal tersebut benar-benar nyata, apa yang akan anda persiapkan untuk pertemmuan itu?

Senyum renyah dan untuh mereka suguhkan untuk anda tepat pada langkah pertama anda masuk ke dalam ruangan kelas hari itu. mereka merasa nyaman saat anda hadir. mereka begitu siap. Mereka optimis bahwa mereka akan mendapatkan sesuatu yang begitu berharga hari ini. Mereka begitu senang, ternyata andalah sumber kebahagiaan mereka.

Tentu keadaan ini bukan hanya modal besar bagi anda untuk membawa pikiran, perasaan dan segala angan mereka untuk masuk pada keadalaman ilmu yang terkandung di dalam mata pelajaran yang anda bawakan. 

Bagaimana dengan kenyataan yang terjadi di kelas kita? Kenyataan yang terjadi di kelas kita barangkali berbeda. Sebagian besar siswa berharap pada akan ketidakhadiran gurunya. Mereka tampak tidak begitu siap dengan bahasan materi hari ini. Selain itu, mereka juga merasa bahwa pembahasan pertemuan sebelumnya belum setengahnya yang mereka kuasai. Belum lagi PR yang belum semuanya terjawab membuat hari itu terasa begitu runyam.

Keadaan yang mana yang lebih seering terjadi di kelas kita; yang pertama ataukah yag kedua? Bagi anda yang mengajar di Taman Kanak-kanak, barangkali deskripsi yang pertama terasa begitu nyata. Begitu pula di Sekolah Dasar terutama untuk kelas kecil yang paling awal. Anak dengan segala kepolosannya terasa begitu indah. Mereka begitu riang dan antusias. Sesekali kita merasa dongkol namun kemudian hal itu hilang terkubur oleh kesenangan yang lain.

Namun sesekali (saya temukan) para guru di sekolah menengah atas menghadapi masalah sebaliknya. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah keceriaan itu telah hilang dari para siswa atau mungkinkah perubahan itu terjadi pada anda?

Jawaban dari pertanyaan itu mungkin beragam. Masing-masing dari anda pasti memiliki jawaban yang beragam. Namun jawaban apapun yang anda berikan, setidaknya pernyataan berikut harus anda setujui. Keriangan dan keceriaan kelas harus tetap terjaga. Siapa kunci dari kondisi ini? Jawabannya tentu bukan orang lain, andalah para guru.

Bayangkan anda sedang memandang berlian-berlian yang menunggu sentuhan cermat tangan anda untuk membersihkan, memoles, mengukir dan menempatkan di tempat yang tinggi dan terhormat. Tidak ada tangan lain selain tangan anda. Karena itu anda akan  merasa wajib belajar bagaimana membersihkan, mengukir dan memoles serta menempatkannya dengan sempurna. Jika ternyata anda tahu bahwa anda tidak mampu, anda pasti hawatir bahwa kemilauan tidak akan nampak sehingga anda mencarikan ahli untuk melakukannya. Ketika semua itu berhasil, maka siapapun yang melihat berlian itu pasti akan sanngat terpesona. Berlian itulah anak didik kita.

Tentu kita tidak akan membiarkan ada noda menempel sekecil apapun. Kita tidak akan membiarkannya terabaikan. Tanpa disadari pikiran kita terus berputar mencari cara yang terbaik agar 'berlian' kita nampak sempurna.

Luangkan waktu anda untuk merenungkan anak didik anda, masa depan mereka, kesulitan-kesulita yang mereka hadapi, kondisi ekonomi, keluarga, pola pikir, keinginan, tantangan, dan sekian banyak hal yang akan mereka hadapi yang mungkin mereka sendiri tidak menyadarinya. Kita orang yang lebih tahu dari mereka. Kita harus menyampaikan kepada mereka tanpa harus berkata bertele-tele dan sulit untuk mereka pahami. Semua anda sampaikan dalam berbagai bahasa. Tujuannya satu; pesan itu sampai dan mereka sadari.

Dengan tersampaikannya hal ini, maka perjuangan seorang guru akan menjadi lebih sempurna. meluangkan waktu sejenak untuk hal seperti ini, tentulah bukan hal yang begitu mudah, dibutuhkan kemampuan dan kejernihan langkah dan menghilangkan sikap 'ego' dan hasrat pribadi lainnya. Anang

0 comments:

Post a Comment