Saturday, September 6, 2014

PONDOK PESANTREN NW PADASUKA MENYELENGGARAKAN PROGRAM TAKHOSSUS

Sebagai salah satu langkah yang ditepuh oleh pimpinan Ponpes NW Padasuka dalam mendidik santri adalah dengan melaksanakan program Takhossus, dimana pada program tersebut, para santri diberikan bimbingan khusus dan langsung dibina oleh Pimpinan Pondok. Untuk bisa ikut serta dalam program Takhossus ini, para santri diwajibkan untuk mondok (tinggal di asrama 24 jam), karena program bimbingan dilaksanakan dengan Full Day School.

Adapun target pencapaian program Takhossus tersebut adalah:
1.      Semester I : Santri mampu menerjemahkan Al-Qur’an secara Letterlik, menguasai Kitab Bulughul Marom dan Riyaadussholihin
2.      Semester II : Santri mampu menghafal Juz ‘Amma (10 Juz terakhir Al-Qur’an) dan berbicara serta berpidato dengan bahasa Arab dan Inggris secara Fasih dan Lancar
3.      Semester III : Mampu menghafal Al-Fiyah dan kata-kata yang lumrah digunakan dalam kitab kuning.
4.      Semester IV : Santri mampu Menghafal surat Al-Baqarah dan membaca kitab kuning sesuai dengan kaidah Nahwu dan Shorf
5.      Semester V : Mampu menghafal Surat  Ali ‘Imron  dan menghafal Minimal 100 Hadits
6.      Semester VI : Mampu menghafal Dali-dalil Syara’ yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan Hadits serta pada Semester akhir ini para santri diwajibkan untuk ikut berda’wah/Safari.

Dalam usaha untuk mencapai target-target tersebut, para santri digembleng pada waktu Pagi-sampai zuhur, ba’da zuhur, ba’da ashar, ba’da magrib dan ba’da ‘Isya. Adapun khusus pada malam Jum’at, para santri melaksanakan Hiziban (membaca Hizib Nahdlatul Wathan) yang diikuti oleh semua santri baik yang mengikuti program Takhossus maupun yang hanya mengikuti program pendidikan Formal dan setelah selesai Hiziban para santri melaksanakan Program Pidato 3 Bahasa (Indonesoia, Arab dan Inggris).

Meski dengan jadwal yang cukup padat, namun program tersebut ternyata cukup diminati oleh para santri, ini terbukti dari santri yang mengikuti seleksi penerimaan berjumlah lebih dari 200 santri dan yang  masuk kualifikasi hanya 95 orang. Namun bagi santri yang tidak masuk dalam kualifikasipun tidak akan diabaikan karena bagi mereka juga dibuatkan program tersendiri, yaitu masing-masing tingkat dijadikan kelas binaan yang dibina oleh guru-guru khusus yang rata-rata alumni Ma’had Daarul Qur’an wal Hadits Nahdlatul Wathan (MDQH NW). Dalam program ini mereka para santri yang tidak masuk kualifikasi juga dibimbing untuk membaca dan memahami Al-Qur’an dan kitab kuning.


Kita berdo’a kepada Allah, semoga program yang dilaksanakan berjalan lancar dan meraih kesuksesan dalam mencapai target sehingga kader-kader yang dilahirkan merupakan kader-kader pejuang Islam yang siap menghadapi tangtangan zaman. Amin... Yaa Mujiiba As-saa-iliin. BaloN

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive